Official Music Videos

“EPILOG” Musik Dan Lirik: Adrian Adioetomo Adrian Adioetomo adalah salah satu perintis musik Blues di Indonesia era sekarang, terutama jenis Delta-Blues. Semua di buktikan dengan kehadiran dua album Delta Indonesia, Karat & Arang [double-album] dan EP album Apaan. Album pertamanya, “Delta Indonesia”, mendapat penghargaan yang mengejutkan, dengan masuknya album tersebut sebagai salah satu Album Terbaik tahun 2008 oleh majalah Rolling Stone Indonesia. Pada tahun 2017 ia juga menerima penghargaan dari AMI (Anugerah Musik Indonesia) Award untuk kategori ‘Artis Solo Pria/Wanita Rock/Instrumentalia Rock Terbaik’ dari lagu yang berjudul “Tanah Ilusi” dari EP album Apaan”. Kini lulusan Sarjana Disain Grafis dari University of Western Sydney ini mencoba berkarya kembali dalam bentuk single yang berjudul “Epilog” Sedikit bercerita tentang lagu ini, “Epilog” adalah sebuah lagu yang menggambarkan kejadian atau perbuatan yang dilakukan untuk menghadapi perasaan yang dialami dalam keadaan yang tertekan atau menyakitkan, setelah berakhirnya sebuah hubungan percintaan. Lagu ini tidak dilihat dari sudut pandang tertentu saja, tapi bisa dari kedua pihak. Apakah ada titik cerah pada akhirnya? Secara gaya musik, lagu ini bukan bergaya ‘blues’ sebagaimana blues biasanya, walau memang menggunakan beberapa elemen atau unsur blues seperti permainan slide-guitar. Namun secara ‘spirit’ atau ‘nyawa’, lagu ini mengambil inspirasi dari tempat di mana blues berasal. “perasaan yang terdalam”. Bersama Musicblast.id, Adrian Adioetomo berharap musiknya bisa diterima oleh masyarakat Indonesia khususnya penggemar musik blues. Dan dengan single Epilog ini kami dapat berkontribusi positif dalam industri musik Indonesia Facebook : www.facebook.com/adrian.adioetomo Instagram : @adieu73 Twitter : @Adioetomo.Adrian HP : +62 818 487616 Email : musicblastindonesia@gmail.com a.adioetomo@gmail.com

Directed by Allan Soebakir Produced by Sineping Song Produced by Yuka D. Narendra Taken from the album "Karat & Arang" Available now on Demajors Indonesia Click demajors.com for online purchase When emotions have gone numb. When emptiness required sedative to tranquilize the all too familiar feeling of ignorance. To make believe that the cause don't really matter anymore, though it lingers on. Maybe the surrounding can provide a placebo-distraction to this frustration.

The 2nd single of the album "Karat & Arang". As we walk further through time, the world seem stranger and stranger as if we're a vagabond facing an increasingly hostile environment. An environment that the inhabitants themselves aren't aware of, or, just too accustomed to. This song is like hoping for a new enlightenment for all. Produced by Alvin Pradana Footage directed by Adhyatmika Photography direction by Ramda Yanurzha Make up by Ioni Edited by Wijay Colored by Alvin Pradana

The first single, taken from "Karat & Arang", Adrian's long overdued 2nd album. Directed by Anton Ismael with help from a lot of cool guys at Anton's Third Eye Studio It's about getting hooked. Addicted, and realizing that it's too late. Addicted. To something that begins with courage then turned into something corrosive. The tattoo imagery represents something that can't be undone. Something that's embedded in you forever. How you carry it will be your attitude of it. Drums are played by Cliff Sumeisey, an occasional part-time drummer who'll kick any professional full-time drummer's ass any day, and bass by Bonny Sidharta of 'Deadsquad' fame. They give the song punch and body respectively. LIDAH API MENARI Tak ada alasan di kantong celanaku Tak ada maksud-maksud tertentu Tetapi kau sudah menelanjangiku sampai tulangku Aku bosan mabuk anggurmu Botol rock'n'rollmu yang palsu Tetapi kau sudah di dalam darahku Sisa hidupku Panah hati, akar duri Lidah api menari Biar kuhirup dosamu itu Saat menyelimuti wajahku Lalu menuju batas bawah sadarmu sampai kau tahu Rantai kunci, sumpah mati Lidah api menari DANCING TONGUES OF FLAME No reason in the pocket of my pants And no hidden intentions of any kind But you've already stripped me off my skin Right down to my bones I'm tired of being drunk on your wine Your fake, bottled rock'n'roll But you're already here inside my vein All my life's remains The arrow, the heart, the roots of thorns Them dancing tounges of flame Let me inhale some of your sins as it blankets all around my face Let it sneak in underneath subconscience 'til you come around The chains, the key, oath eternally, Them dancing tounges of flame ©2013 MySeeds Records

'TEGANGAN TINGGI' DARI ADRIAN ADIOETOMO Director: Dibyokusumo -- Ruddy Hatumena Scriptwriter: Ruddy Hatumena Editor: Dibyokusumo Recording Engineer: Joseph Saryuf Prop. Master: Timothy Oroh Musik blues, apalagi musik delta blues yang dianggap sebagai cikal bakal musik kaum kulit hitam di Amerika bukanlah sebuah musik yang lazim diperdengarkan di masa kini, terutama di Indonesia. Sehingga ada persepsi bahwa musik 'delta blues' adalah musik berat yang hanya bisa dinikmati kalangan tertentu saja. Persepsi inilah yang coba dirubah oleh Adrian Adioetomo lewat albumnya 'Delta Indonesia' yang dirilis tahun ini oleh MySeeds Records. Sebagai single pertama , dipilih lagu 'Tegangan Tinggi yang videoklipnya digarap oleh Dibyokusumo dan Ruddy Hatumena. Lagu ini dipilih karena sifatnya yang upbeat dan catchy hingga diharapkan mudah diterima oleh publik awam. Lagu ini sendiri berkisah mengenai sebuah kondisi dimana sebuah tindakan cepat dan spontan diperlukan untuk dilakukan tanpa banyak berpikir panjang. Sehingga kata 'Reaktif' menjadi kunci bagi sutradara untuk mengarahkan dan mengkonsep video klip ini sesuai tuntutan jiwa lagu tersebut. Representasi visual dari keadaan tegang dan stagnan yang dilukiskan lagu ini, digambarkan melalui media proyeksi yang ditembakkan ke material-material bekas yang digunakan sebagai properti video. Rekaman audio juga dilakukan secara live untuk merepresentasikan kenaturalan dan spontanitas yang dituntut oleh lagu dan video ini.